1. Waterfall Model
Model waterfall adalah proses pengembangan perangkat lunak tradisional yang umum digunakan dalam proyek-proyek perangkat lunak yang paling pembangunan. Ini adalah model sekuensial, sehingga penyelesaian satu set kegiatan menyebabkan dimulainya aktivitas berikutnya. Hal ini disebut waterfall karena proses mengalir "secara sistematis dari satu tahap ke tahap lainnya dalam mode ke bawah.
Kelebihan dan Kekurangan
Sumber: http://jurnal.stmikelrahma.ac.id/assets/file/Imam%20Fahrurrozi,%20Azhari%20SN_stmikelrahma.pdf
2. V Model
Sama seperti model air terjun, V- yang siklus hidup berbentuk jalan berurutan dari pelaksanaan proses. Setiap fase harus diselesaikan sebelum tahap berikutnya dimulai. Pengujian ditekankan dalam model ini lebih dari model air terjun. Prosedur pengujian yang dikembangkan di awal siklus hidup sebelum coding dilakukan, masing-masing selama fase sebelumnya implementasi. Persyaratan mulai model siklus hidup seperti model air terjun. Sebelum pembangunan dimulai, rencana uji sistem dibuat. Rencana uji sistem berfokus pada pemenuhan fungsi yang ditetapkan dalam persyaratan pengumpulan.
Kelebihan
1) Sederhana dan mudah digunakan
2) Setiap fase memiliki delivery tertentu
3) Kesempatan keberhasilan yang lebih tinggi atas model waterfall karena perkembangan awal dari rencana pengujian selama siklus hidup
4) Bekerja dengan baik untuk proyek-proyek kecil di mana persyaratan yang mudah dipahami
Kekurangan
1) Sangat kaku seperti model waterfall
2) Sedikit fleksibilitas dan ruang lingkup menyesuaikan sulit dan mahal
3) Software dikembangkan selama tahap implementasi, sehingga tidak ada prototipe awal dari perangkat lunak yang dihasilkan
4) Model ini tidak memberikan jalan yang jelas untuk masalah yang ditemukan selama pengujian tahap
Sumber: http://ejournal.ikado.ac.id/index.php/teknika/article/download/48/38
3. Incremental Model
Kelebihan
Inkrementalis adalah suatu model yang tepat dalam merumuskan kebijakan karena ia akan lebih mudah mencapai kesepakatan bila masalah-masalah yang dipertentangkan di antara beberapa kelompok hanyalah sekedar memodifikasi atas kebijakan-kebijakan yang sudah ada. Karena para pembuat kebijakan selalu bekerja dalam kondisi yang tidak menentu, sehingga dalam memepertimbangkan konsekuensi tindakannya di masa mendatang dapat mengurangi resiko biaya-biaya atas ketidakpastian tersebut. Inkrementalisme juga realistik karena mengakui bahwa para pembuat kebijakan memiliki kekurangan waktu, keahlian dan sumber-sumber lain yang diperlukan untuk melakukan analisisnya. Lagipula, manusia pada hakikatnya adalah pragmatis, tidak selalu mencari satu cara yang terbaik untuk mengatasi masalahnya tetapi secara lebih sederhana mencari sesuatu yang cukup baik untuk mengatasi masalahnya. Jadi secara singkat inkrementalisme menghasilkan keputusan-keputusan yang terbatas, dapat dilaksanakan dan dapat diterima.
Kekurangan
Inkrementalisme cenderung (1) mengabaikan pembaruan karena (2) hanya memusatkan perhatiannya pada tujuan jangka pendek dan (3) hanya mencapai beberapa variasi dari kebijakan yang sudah digunakan/lampau.
Sumber: http://jurnalfuf.uinsby.ac.id/index.php/JRP/article/download/1078/1012
4. Prototyping Model
Prototyping model digunakan jika pemakai hanya mendefenisikan objektif umum dari perangkat lunak tanpa memerinci kebutuhan input, pemrosesan dan outputnya, sementara pengembang tidak begitu yakin akan efesiensi algoritma, adaptasi sistem operasi, atau bentuk antarmuka manusia-mesin yang harus diambil.
Kelebihan
1)Requirements identification yang akurat karena dilakukan evaluasi secara berkala dan mendapatkan masukan dari project owner terhadap purwa rupa yang dihasilkan
2) User experience yang meningkat, karena secara terus menerus melakukan uji coba dan evaluasi terhadap purwa rupa
3) Kesalahan dan redudansi dapat diminimalkan karena proses identifikasi yang baik terhadap purwa rupa
Kekurangan
1) Setiap evaluasi dan masukan terhadap purwa rupa, maka akan membutuhkan penyesuaian terhadap purwa rupa tersebut. Dan setiap penyesuaian akan meningkatkan kompleksitas sistem yang dikembangkan
2) Memberikan beban tambahan kepada programmer
3) Terdapat kebutuhan biaya tambahan terkait dengan pembuatan purwa rupadan dapat dilakukan penyesuaian versi purwa rupa sesuai kebutuhan, hingga purwa rupa dapat disetujui oleh project owner
Sumber: http://ejournal.ikado.ac.id/index.php/teknika/article/download/48/38
5. Spiral Model
Spiral Model merupakan model proses perangkat lunak yang memadukan wujud pengulangan dari model prototyping dengan aspek pengendalian dan sistematika dari linear sequential model, dengan penambahan elemen baru yaitu analisis resiko.
Kelebihan
1) Jumlah analisis risiko yang tinggi
2) Baik untuk proyek-proyek besar dan mission-critical
3) Software diproduksi di awal siklus hidup perangkat lunak
Kekurangan
1) Dapat menjadi model mahal untuk digunakan
2) Analisis risiko membutuhkan keahlian yang sangat spesifik
3) Keberhasilan proyek sangat tergantung pada tahap analisis risiko
4) Tidak bekerja dengan baik untuk proyek-proyek yang lebih kecil
Sumber: http://ejournal.ikado.ac.id/index.php/teknika/article/download/48/38
No comments:
Post a Comment